Monday, June 28, 2010

Addiction

“Addiction is the hallmark of every infatuation - based love story. it all begins when the object of your adoration bestows upon you a heady, hallucinogenic dose of something you never even dared to admit that you wanted - an emotional speedball, perhaps, of thunderous love and roiling excitement. soon you start craving that intense attention with the hungry obsession of any junkie. When the drug is withheld, you promptly turn sick, crazy and depleted. (not to mention resentful of the dealer who encouraged this addiction in the first place but who now refuses to pony up the good stuff anymore - despite that the fact that you know he has it hidden somewhere, goddamn it, because he used to give it to you for free). Next stage finds you skinny and shaking in the corner, certain only that you would sell your soul or rob your neighbors just to have that thing even one more time. Meanwhile, the object of your adoration has now become repulsed by you."

Taken from: Eat, Pray, Love by Elizabeth Gilberth


Ps: gue ngga lagi dalam masa jatuh cinta atau patah hati. Tapi penggambarannya jeung Liz (Elizabeth Gilberth) di buku ini bagus banget, bukan? ;)

Hello (again)

Hello there, this is The A writing.

Sudah berapa lama kami tidak posting? Lama Sekali
dalam waktu yang Lama Sekali ini gue dan The P telah mengalami berbagai macam suka duka lara ceria yang tidak tertulis disini. hemm.. sebenernya kita udah niat mau update blog ini dari bulan Januari, tapi apa daya.. akhirnya baru ketulis sekarang.

Fakta yang terjadi dalam rentang waktu ini antara lain:
1. The P balik ke Indonesia, for good. Tahun ini The P ngelanjutin kuliah di ITB ngambil FSRD. gue super duper happy for her karena menurut gue emang The P berminat dan berbakat di FSRD, bukan kimia (hanya berpendapat).

2. The P baru saja terserang DBD Demen Berondong dan Duren dan harus menginap beberapa hari di Rumah sakit di Bandung. Tapi sekarang udah sembuh. yeaayy!

3. Meskipun The P udah balik ke Indonesia tapi tetep aja gue bakalan ribet ketemuan sama dia karena ujung-ujungnya doi tinggal di Bandung. Tapi tak apa, tetep jauh di mata dekat di hati.

faktanya tentang The P semua? Betul.
fakta tentang gue?

Saya menjelma menjadi Mahluk Kampus.

Curcol: ngga tau kenapa, selepas SMA gue ngerasa kayak kembali ke diri gue semasa SD. gue jadi...... ambisius. Lebih ambisius dari biasanya. gue ngga tau deh ini bagus apa buruk. tapi kayaknya emang sekarang kayak gitu keadaannya. Jadi dimohon pengertiannya jika didalam posting saya terbaca agak kaku dan gimanaaa gitu. tapi yaaa saya tetap saya bukan? kalo rasanya gue berubah, mungkin bukan berubah.. tapi menambahkan (atau memunculkan) sesuatu yang memang sekarang udah harus hadir karena kapasitasnya memang sudah diperlukan.

Jadi, itulah kabar terakhir dari kami berdua.
Senang rasanya bisa bertemu kembali.

The A.

Wednesday, September 23, 2009

Idul Fitri dan Lain-lain

THIS IS THE P BANGKIT DARI KUBUR

Helo semuanya, saya kembali beraktivitas di spasi ini. Gue juga nggak ngerti kenapa hampir dua bulan ini hasrat menulis gue bagai terkubur di bawah dapur Titanic, padahal banyak banget cerita seru, makanya sekarang gue bingung nih mau cerita dari mana.

Btw, bokap-nyokap sekarang lagi di Australia juga, ceritanya nengokin anak tambah gendut apa nggak <-sumpah nggak penting.

Mari mulai sahaja dengan Eid Al-Fitr <-sok ngarab banget nulisnya. Gue lebaran kagak pulang ke Indonesia cing, jadilah saya lebaran dengan cara ber-barbeque-ria di halaman belakang lengkap dengan mashed potato *ketularan Cinta Laura*, nggak, nggak, gue boong yang bagian mashed potato-nya. Gue solat ied jam delapan pagi di mesjid komuniti islam Ostrali gitu. Gile ya solat ied siang bener, asal  lo tau gue biasanya jam 6 udah mulai kalo di Indonesia, gokil bener. 

Lebaran tiada lengkap tanpa mudik, berbekal doa dan jam tangan, kami sekeluarga berangkat ke San Remo, tempat di mana salah satu kerabat singgah. Tapi sungguh sayang hari Senennya saya dan adik harus menghadiri kegiatan akademis di kampus a.k.a nguliyeah. Mana gue ada tes praktikum hari itu.  Jadilah gue naek travel jam tuju pagi (adanya jam segitu cing) dari San Remo ke rumah, kira-kira sama lah modelnya kayak coach travel Bandung-Jakarta <-analogi yang buruk.

Tapi ya nyeeeeeet tempat duduknya nggak enak banget wuoy. Kayak tempat duduk bioskop di row depan yang kalo nonton mesti dongak ke atas. GRRR kembalikan sepuluh dollar sayaaarrrghh, alhasil saya pulang dengan punggung pegal dan leher tengklek. Dari stasiun gue mesti naik bus lagi ke rumah dan gue baru sadar satu hal: gue masih pake piyama.

Untung bus pagi penumpangnya belom banyak-banyak amat...

Mengapa saya masih memakai piyama? Karena saya belum mandi. Satu hal yang harus Anda sekalian ketahui, di sini jadwal mandi saya sangat dikompres ke titik minimum (kayak fisika aja), palingan dua hari sekalik, dingin coy <-alesan. Ya intinya gitu dah, dan kebiasaan tidak-mandi-sebelum-berangkat-kuliah ternyata berdampak buruk kepada kesehatan epidermis saya <-sok ilmiah padahal ngasal.

Punggung tangan gue jadi super kering dan patahannya itu membentuk luka retak, persis tekstur tanah pertanian kering yang suka ada di berita jam enam sore. Sumpah dah untuk yang ini gue kagak lebay, dari luka itu keluar darah hahahha, udah sampe sini mulai serem maka saya sudahi saja. Gara-gara nggak mandi itu, kegiatan baru saya yang berupa tidur-tiduran di padang rumput belakang gedung Science Faculty pun agak sedikit terganggu karena sesudahnya saya akan merasakan gatal yang amat sangat seperti dikerubungi jutaan kecoak (agak berlebihan), pokoknya rasanya begitu lah, dan bayangkan juga sehabis itu gue harus menghadiri kelas dengan pantat gatal hahaha. Intinya: JANGAN NGGAK MANDI SEBELUM KULIAH SAAT MUSIM SEMI.

Bagaimana kegiatan akademis saya? Berhubung di sini nggak ada yang namanya Lebaran Break, jadilah gue menjalankan asupan ilmu seperti biasa di ruang kelas. Sungguh melelahkan you know, but at last gue bakal dapet semester break minggu depan... tapi ada proyek juga jadi gak bisa libur ADUH (mahasiswa mengeluh mode on), okelah lupakan saja topik ini. Sebenernya yang gue mau bilang adalah: kenapa anak SMA di sini banyak liburnya? <-iri.

Salam malas,
the P

Saturday, September 19, 2009

Masalah Cinta-Percintaan

HELLOOOOO THEREE!!

hahaaa.. gilaa! udah berapa lama ya gue ga ngepost?
setiap muncul pertanyaan "mengapa gue tidak kunjung posting?" jawaban gue selalu sama: "otak nulis gue lagi masuk goa"

Beberapa waktu ini, dimulai dari musim liburan semester sampe udah mau masuk libur lebaran, gue sering contact temen-temen lama (khususnya temen SMA). kenapa? nggak tau sih.. kangen aja. hahhaa. dari waktu kongko-kongko itu muncullah percakapan-percakapan dengan topik yang ga gue duga. Yang paling tak terduga adalah masalah cinta-percintaan *eww*

Cerita yang pertama gue denger adalah seorang temen gue jadian dengan seseorang dari dunia maya, dan dia bener-bener belum pernah ketemu sama orangnya. Yak, jadian beneran. Bukan jadian iseng. Mari kita panggil temen gue ini Ms. NC. Pacar temen gue in berdomisili di Amrik, dan media komunikasi mereka selama pacaran berbulan-bulan cuma YM, Skype dan Telfon. Well.. sebenernya gue bukan tipe orang yang terlalu percaya sama tipe pacaran dunia maya dua dunia gini. Suatu hari, gue pernah nanya ke dia:

The A: "Ms. NC.. kalo pacaran ga pernah ketemu dan cuma bisa ngobrol di dunia maya gitu rasanya gimana? Apakah lo ngerasa 'jadian' sama dia?"
Ms. NC: "Sebenernya ya, kar.. gue cuma ngerasa kalo gue jadian sama dia saat gue lagi contact dia aja. Terutama kalo lagi telfon. Itu aja"

Setelah beberapa lama, gue juga mendengar bahwa Ms. NC sedang dijodohkan. Itu salah satu sebab Ms. NC bolak balik Jakarta-Solo selama liburan. Lalu apakah Ms. NC putus dengan pacarnya? Nggak.

Bicara tentang jodoh-dijodohkan, ada seorang temen gue yang juga ditakdirkan untuk dijodohkan. Di negri asal temen gue ini, emang perjodohan itu biasa banget. Temen gue ini, mari kita sapa dia dengan Ms. SH merasa bahwa perjodohan itu asik-asik aja. Selama gue kenal sama dia, dia adalah salah satu orang paling easy going dan paling ga ribet dengan masalah cinta-cintaan. Sampe akhirnya, setelah masuk kuliah dia ketemu seseorang. Dan.. segalanya menjadi ribet. Mengapa ribet? Hal pertama yang bikin ribet adalaah cowo ini tidak berasal dari nenek moyang yang sama dengan Ms. SH, yang membuat kemungkinan disetujuinya mereka sangatlah kecil. Sebenernya, gue ngerasa kalo Ms. SH dan cowo ini cocok banget. heheee. Di mata gue, Ms. SH adalah orang yang cheerfull dan seru, dan saat gue denger Ms. SH cerita tentang cowo ini, gue melihat kalo dia adalah cowok yang spontanieous dan gue yakin pasti seru banget kalo mereka bisa bareng. Heheeee. AKU DUKUNG KAMU MS. SH! :)))

Sekarang tahun 2009 bukan? Yahh.. gue agak ngga nyangka aja kalo udah tahun 2009 tapi prinsip-prinsip ke-satu suku-an masih kuat ya. Gue ga nyangka aja kalo udah tahun 2009 tapi gue masih denger temen gue yang lain cerita bahwa orang tuanya ga suka sama cowonya karena beda suku. Temen gue orang jawa, cowonya orang sumatra. WAW!! sumpah deh, gue ga percaya hal kayak gini masih ada. Gue ngerasa, ya ampuunn kenapa sih masalah suku aja bisa jadi bikin ribet. Di mata gue, asal orangnya baik dan emang seru saat lo jalanin hari lo sama dia, ya gapapa dong? emangnya satu suku bakal menjamin lo cocok sama dia?

Dari cerita yang gue denger dari temen-temen lama gue, gue jadi merasa bahwa hidup adalah sinetron yang terjadi terus menerus dan berjalan tanpa sutradara yang kasat mata. Sinetron yang penuh dengan spontanitas pemain. Dijalanin tanpa harus ada scriptnya. Alurnya luar biasa dinamis, karena tiap pemain harus terstimulus untuk tentuin jalannya masing-masing.

*note: Meskipun nggak ada naganya, nggak ada sinar warna ijo dan biru yang keluar dari tangan aktornya, nggak ada adegan lari-lari di tanah lapang sambil bawa selendang, nggak ada manoharanya, tapi sinetron yang terjadi di hidup kita sehari-hari jauh lebih menarik buat dilihat, ya.. :)

with love,
The A