Tuesday, April 8, 2008

A Guide for Homeless People: A Silly Place To Be. (Part 1)

*Hello, this is P speaking*

Ketika saya sedang JJS a.k.a jalan-jalan sore di suatu mall dengan adik, saya berkata bahwa suatu hari saya akan membuat buku. Dan reaksi dia hanyalah:

"PR aja gak pernah lo kerjain, malah mau bikin buku.."

Saya mencoba menjelaskan secara serius. Saat saya sebutkan judul beserta isian rincinya, Ia malah menunjuk ke salah satu etalase toko. Rupanya daritadi Ia tidak menyimak penjelasan saya.

Baiklah, rupanya ide absurd ini muncul begitu saja saat saya dengan sangat bosan dan suntuknya menunggu bis Transjakarta di halte Matraman yang panasnya aduhai itu. Waktu itu tujuan saya lumayan jauh, sembari bengong di dalam bis (setelah akhirnya ada bis yang datang..), saya mulai memikirkan kalau bis ternyata dapat dijadikan tempat yang ideal untuk tinggal.

Saya berencana membuat sebuah buku yang menceritakan bagaimana seseorang yang tidak punya tempat tinggal dapat bertahan hidup, dengan cara yang tidak biasa pastinya. Mari kita buat prototipe Manusia Tak Berumah ini sebagai tokoh utama. Sebut saja namanya Freddie, (hummff.. Kasian amat.. Buat yg namanya bneran Freddie, sungguh itu hanya kebetulan semata kalau nama anda ternyata sama dengan nama vokalis Queen yang fenomenal itu). Jadi, misalkan si Freddie ini adalah manusia yang tidak jelas berasal dari mana, Ia tidak punya tempat tinggal dimanapun di dunia ini. Saya pun mulai membayangkan aktivitas Freddie mulai fajar hingga fetang.. Petang, maksudnya.

Anggaplah si Freddie sebelumnya tidur di sebuah mall yang belum dibuka. Pagi-pagi sekali Ia hijrah membawa koran seadanya untuk melanjutkan tidur di halte busway karena Ia tahu petugas tamtib mall tersebut akan segera datang dan mengusirnya. Sesampainya di halte busway, karena akses ke dalam halte ditutup sebab masih pagi, Ia tidur di jalur antrean tiket.

Bagaimana Ia bangun?? Ia otomatis bangun karena mendengar langkah-langkah kaki yang bergetar di lantai halte, hal itu menandakan bahwa halte telah dibuka dan busway siap dioperasikan. Sebelum memulai harinya, Freddie berjalan menuju pagar pembatas halte dan membukanya untuk berjalan ke arah WC umum halte, ini biasanya digunakan oleh para pegawai dan supir Transjakarta. Ternyata Ia berniat untuk mandi di situ..

Setelah semuanya rapi, Ia tak lupa membetulkan kumisnya dan bersiap-siap untuk menjelajahi satu hari penuh di dalam busway. Saat busway terlihat di ujung sana, Ia berbaur dengan para penumpang lainnya dan masuk ke dalam halte tanpa tiket, seperti Mr Bean. Jangan tatap saya seperti itu! Saya juga tidak tahu caranya bagaimana Ia bisa lolos dari mas-mas penyobek tiket dan langsung masuk ke dalam seperti penumpang yang lainnya.

Nah, pokoknya si Freddie udah aman ngejogrok di dalam busway itu dan mengagumi keindahan kota Jakarta sambil mencak-mencak kagum. Sementara busway sudah melewati berpuluh-puluh halte tetapi nampaknya petugas belum mulai curiga. Jam 10an, Freddie lapar dan Ia ingat kalau Ia belom sarapan. Jadilah Ia turun di suatu halte dan cabut ke mall terdekat. Sesampainya di dalam mall, Freddie langsung tancap gas ke arah lift dan memencet tombol 5 dengan terburu-buru. (Karena rata-rata mall mengalokasikan food court di lantai paling atas). Tapi tunggu dulu, Ia tidak berminat membeli makanan di sini. Ia hanya ingin mencari-cari kesempatan jikalau ada sampel makanan gratis yang bisa Ia ambil. Maka tersebutlah suatu outlet roti bundar yang juga menjual aneka macam kue soes bermacam rasa dengan papan bertuliskan 'fresh from the oven, please try!' pada salah satu nampan penuh berisi aneka macam roti bundar dan soes yang baru matang. Bau vanila yang menggoda begitu menyihir setiap dinding indra penciuman Freddie dan akhirnya Ia memutuskan untuk dengan biadabnya memakan semua display hangat yang dipajang di situ. Itulah cara Ia sarapan.

Kenyang sehabis sarapan, Freddie memutuskan untuk sekedar lari pagi setelah melihat jogging track yang baru dibangun di situ. Setelah satu jam berlari diiringi musik imajiner yang dari tadi melantun di dalam otaknya, Freddie memutuskan untuk istirahat di halte busway. Agar trik masuk-tanpa-karcisnya lancar, Ia sengaja memilih halte busway yang padetnya ngujubilah, Dukuh Atas.

No comments: