Thursday, May 22, 2008

Hari Senin Kemarin (19 Mei 2008)

*Hello, this is P speaking*

Perkiraan saya salah besar!! Saya pikir kami, para anak kelas 3 SMA, setelah menghadapi UN dan US akan segera terbebas dari kekangan para buku-buku modul penstimulan otak dan kursi-kursi yang berjejer rapi di suatu tempat yang disebut kelas... ternyata tidak!

Rupanya setelah ini saya—kami, lebih tepatnya—musti menghadiri berbagai les tambahan SETIAP HARI demi menghajar sesuatu hal menyebalkan yang disebut SNMPTN.

Cukup sudah mengeluhnya. Pada postingan kali ini sebenarnya saya tidak menyiapkan sesuatu yang esensial, hanya asal tulis untuk mengusir kebosanan.

Saya awali tabir kehidupan saya di hari Senin yang cerah ini dengan mengunjungi Ibu Guru tercinta untuk melakukan presentasi Sejarah!! Busett, ancur.. tanggapan saya ngaco semua, bahkan untuk sekedar mencari muka pun saya bingung menyusun kalimat apa yang pantas untuk dijadikan komentar. Sial, saya memang tak pandai bicara, huh..

Kok saya jadi ngomongin urusan sekolah?? Gak seru ah, bagaimana kalau saya cerita sesuatu tentang teman saya yang ajaib ini. Bagi yang sudah baca postingan sebelumnya, pasti sudah familiar dengan namanya, Delilah.

Suatu hari saya dan Delilah sedang bermain di Lab Biologi (MAIN KOK DI LAB BIOLOGI??!! Dasar anak IPA, CUIH!). Kami menemukan tengkorak yang udah tinggal tulang doang (ya iyalah bego, namanya juga tengkorak gitu yaa). Dari kenampakannya, tengkorak ini nampaknya ringkih sekali. Istilahnya: sekali tebas, hancur peradaban. Ternyata saya salah dan saya mulai belajar memperdalam makna pepatah bule, don’t judge a book by its cover.. CAHH. Tengkorak ini sangatlah kuat, bahkan sangat kuat untuk diajak menari tango seperti ini:



Saya kaget! Begitu saya menoleh, tiba-tiba Delilah sudah siap dengan pasangan Prom Night-nya, hahahh...

Sebetulnya bukan saat saat itu saja Delilah terobsesi dengan tengkorak ini. Tiap kali kami berkunjung ke Lab Biologi, Delilah pasti dengan semangatnya menghampiri tengkorak itu untuk sekedar dimain-mainkan tulang rahangnya dan membuat dialog dengan tengkorak itu... lalu di tertawa histeris sesudahnya.

Delilah juga senang sekali berkata, “BIAR KATRO TETEP LET’S GO!” sambil mengacungkan tinju ke udara. Mungkin ini dampak negatif dari menonton The Tarix Jabrix. Hahaa, anyway, kocak lohh pelemnya, nonton yaa.. (jadi promosi).

Pulang sekolah saya menemukan adik saya berteriak senang:

Adik the P : “IH!! Vic Zhou, Tao Ming Se!!”
The P : “Apaan sih lu?? Ngayal..”
Adik the P : “beneran!! Ada Vic Zhou”
The P : “astagaa, ini orang kenapa sikk?”

Rupanya dia sedang menunjuk ke arah anak kucing yang baru lahir di rumah saya, dengan seenaknya dia memutuskan untuk memberi nama mereka Vic Zhou dan Tao Ming Tse, yaolohh.. kesian kucing saya kalikk, HAHAA!



Namun kedua kucing ini cukup unik. Mungkin gak begitu unik di kalangan kucing, tapi warna matanya kanan dan kiri berbeda!! Saya sudah pernah membaca kasus seperti ini, tapi belom pernah ngeliat langsung..


Foto ini murni tanpa editan.

Ini si Vic Zhou, yang warna mata birunya di kanan. Kalo sodaranya si Tao Ming Tse, kebalikannya, mata birunya di kiri. (KOK GW JADI SERIUS MANGGIL DIA TAOMINGSE??)

Nampaknya saya tidak pernah berhenti menulis tentang kucing, karena saya cinta setengah mati sama kucing, ahik ahikk... *saya bisa dibunuh ibu saya kalau beliau tahu ini*. FYI, belakangan ini saya baru tahu kalau Freddie Mercury juga pecinta kucing... Oom Freddie, kita sama-sama dong yahh, hahaa, cini..ciniii... HIH NGERI..

Kalau kucing yang satu ini sebenarnya cukup eksis di kalangan sosialista kantin sekolah. Tapi ni kucing rada songong kalo minta makanan. Gak pake ngeong-ngeong manja, ni kucing langsung aja lompat ke atas meja terus melumat makanan yang bersisa di piring orang. Udah gitu gayanya sebelum lompat ke atas meja sangatlah sok imut minta ditabok.



Bandingkan dengan ini...



Balik lagi ke setting dimana saya sepulang sekolah. Sambil mengetik ini, saya ditemani acara tentang rezim Soekarno-Soeharto yang sedang disetel di salah satu TV Swasta. Rupanya hari ini cukup adil, awalnya dibuka dengan presentasi sejarah, dan tayangan mengenai sejarah sebagai penutupnya.

Apa lagi yaa? Akhir-akhir ini ide saya lagi mampet... mungkin di antara Anda ada yang mau memberi saya saran untuk postingan berikutnya??

Salam,
the P of The Pokari

1 comment:

Anonymous said...

ANEH LO DUDE!!!
GUA PROM MAU PERGI SAMA BUNG TENGKORAK AJE DAH!!!

Salam Damai Dari Delilah!!